Diberdayakan oleh Blogger.

Latest Post

Kisah Raket Yang Rusak

Written By Unknown on Jumat, 06 September 2013 | 03.24

Kisah Raket Yang Rusak

Seorang anak laki-laki kecil tanpa sengaja merusakkan raket milik ayahnya. Karena takut, ia menyembunyikan raket itu di bawah tempat tidur dalam kamarnya.
Setiap kali ayahnya memasuki kamar, hatinya ketakutan. Ia sengaja duduk di atas tempat tidur, khawatir sang ayahmengangkat tempat tidur kemudian menemukan raket yang ia rusakkan. Karena itulah ia selalu berusaha memindahkan raket yang ia rusakkan ke tempat lain sesering mungkin, dengan harapan sang ayah tidak akan dapat menemukannya.
Sejauh ini semuanya selalu bisa diatasi dengan baik. Kesalahannya tetap tertutup rapat-rapat di depan ayahnya. Namun, selama itu pula hatinya tidak tenang. Setiap saat rasa bersalah muncul dan menghakiminya. Kemana pun ia pergi, hatinya selalu tertuju kepada raket sang ayah yang pernah ia rusakkan.
Semakin sering ia memindahkan raket yang ia rusakkan, ia semakin gelisah, karena itu berarti semakin sedikit tempat yang memungkinkan ia menyembunyikan raket rusak itu. Dalam ketertekanannya, akhirnya ia mengambil raket rusak itu, membawanya di tangan kanannya, kemudian mendatangi ayahnya dengan takut.
Setelah berada di depan ayahnya, ia pun berkata sambil menunjukkan raket rusaknya, “ayah, maafkan aku karena telah merusakkan raket ayah, aku siap untuk dihukum.”
Mendengar pengakuan anaknya, sang ayah membungkuk dan berkata, “nak, ayah sudah tahu semua itu dari minggu lalu, ayah hanya menunggu kamu mempunyai keberanian untuk mengakuinya. Sekarang ayah hendak berkata kepadamu bahwa ayah memaafkanmu.”
Kalimat terakhir dari sang ayah benar-benar membuat sang anak lega dan merasa bebas. Mengakui kesalahan adalah awal dari sebuah perbuatan besar, dan mempertanggungjawabkan kesalahan adalah langkah menuju kebahagiaan.

Sarapan Sebagai Santapan Paling Penting di Hari Anda


Ketika Anda bangun di pagi hari, apakah sarapan menjadi salah satu kegiatan pagi Anda? Santapan di pagi hari ini terkadang sering diabaikan karena berbagai hal. Banyak kegiatan yang menyita perhatian Anda, sehingga waktu di pagi hari hanya cukup dihabiskan untuk mandi dan bersiap ke tempat aktivitas masing-masing. Atau mungkin juga Anda tidak sarapan karena tidak merasa lapar atau dalam rangka program mengurangi berat badan.
Sarapan sangat penting untuk memulai hari. Saat Anda terlelap, Anda sedang berpuasa dalam jangka waktu yang cukup lama, sekitar 7-8 jam. Di kurun waktu lelap tersebut, tubuh Anda secara pintar akan menurunkan aktivitas metabolismenya dan secara efisien menggunakan energi dan nutrisi dalam tubuh. Sarapan berfungsi sebagai alarm dari otak ke seluruh organ tubuh dan sistem metabolisme untuk memulai bekerja.  Layaknya mesin, tubuh pun perlu “dipanaskan” agar performa tetap optimal. Makan di pagi hari ibarat tubuh Anda sedang menerima “bahan bakar” untuk menjalani hari. Bila Anda melewatkan sarapan, tubuh tidak akan menerima sinyal untuk mulai beraktvitas dan tetap dalam keadaan penghematan energi dan nutrisi. Ini akan menyebabkan badan Anda tampak lesu dan tidak berenergi.
Salah satu alasan utama untuk melewatkan sarapan adalah dalam rangka mengurangi berat badan. Namun sayangnya hal ini tidak berdampak baik untuk program penurunan berat badan Anda. Sesungguhnya sarapan mampu memberikan Anda cadangan energi untuk dipakai sepanjang hari. Melewatkan sarapan akan membuat Anda melampiaskannya ke makanan yang mengandung banyak lemak dan kalori untuk mengilangkan rasa lapar. Seiring berjalannya hari, perasaan lapar ini akan cepat datang dan Anda cenderung mencari kudapan yang manis-manis. Bila keadaan ini terus berulang, maka program diet Anda akan berujung pada penambahan berat badan. Ini tentunya tidak ingin Anda alami, bukan?
Sediakan selalu waktu untuk sarapan. Bila Anda mempunyai anak, terapkan kegiatan sarapan ini dari kecil sehingga akan menjadi habit yang baik bagi kesehatan ketika mereka beranjak dewasa. Mulailah pagi Anda dengan makanan yang bergizi dan dapatkan tubuh yang sehat dan berenergi sepanjang hari.
Sumber: 

Menggapai Tujuan Hidup

Written By Unknown on Rabu, 04 September 2013 | 04.44

Oleh: Muhaimin Iqbal
SEBUAH study terhadap alumni Harvard University[1] – salah satu perguruan tinggi terbaik dunia – menemukan fakta bahwa sangat sedikit lulusan mereka yang membiasakan diri menulis tujuan hidupnya, hanya sekitar 3 %. Dan ternyata yang sangat sedikit inilah yang sukses dalam perjalanan hidupnya menurut standar mereka. Semua belajar hal yang sama, tetapi sedikit sekali yang sukses – apa yang membedakannya?
Nampaknya sederhana, hanya menuliskan apa tujuan hidup mereka – tetapi ini ternyata berkorelasi langsung dengan tingkat pencapaian tujuan itu. Mengapa demikian?
Orang-orang yang sampai menuliskan tujuan hidupnya – dia setidaknya tahu apa tujuan hidupnya. Setelah tahu dan kemudian meyakininya, dia akan memiliki passion dalam mengejar tujuan itu. Passion inilah yang kemudian menjadi motor penggerak yang mengantarkannya ke pencapaian tujuan yang dimaksud.
Sebaliknya orang-orang yang tidak pernah menuliskan tujuan hidupnya, bisa jadi dia memang tidak tahu atau setidaknya tidak yakin tentang tujuan hidupnya. Bila dia tidak tahu atau tidak yakin, ke arah mana dia akan memfokuskan passion-nya ? Kemungkinan besar dia akan bekerja mengikuti passion orang-orang lain atau lingkungannya. Seperti kayu yang mengalir terbawa arus, dia tidak tahu akan berlabuh di mana.
Tujuan hidup merupakan sesuatu yang sangat besar dan merupakan komitmen seumur hidup kita. Tetapi tujuan hidup ini bisa di-setting atau dirumuskan (Goal Setting) pencapiannya sedikit demi sedikit.
Seperti dalam pertanyaan joke, “Bagaimana Anda bisa memakan gajah guling seorang diri sampai habis?’ Jawabannya juga joke,  “Ambil pisau dan garpu sebagaimana Anda biasa makan, kemudian dengan pisau tersebut potong kecil-kecil daging gajah seperti Anda makan steak, kemudian dengan garpu di tangan kanan Anda, makanlah daging tersebut sepotong-demi sepotong!’. Tidak masuk akal? Bisa jadi, tetapi itulah step by step-nya bila ingin makan gajah guling sendirian sampai habis.
Maknanya adalah tidak peduli seberapa besar atau seberapa jauh tujuan hidup Anda, tetap harus di-set untuk bisa dijalankan tahap demi tahapnya. Disinilah pentingnya menulis tujuan hidup itu, setidaknya untuk mengingatkan kita apa tujuan besar kita dalam hidup ini, dan sampai mana perjalanannya sekarang.
Dengan mengetahui posisi kita sekarang, relatif terhadap tujuan besar kita – maka kita bisa melakukan langkah-langkah koreksi, upaya percepatannya dlsb. Yang tidak menuliskannya, selain kemungkinan tidak tahu tujuannya – juga bisa jadi dia tahu tujuannya tetapi tidak tahu sampai dimana posisinya saat ini.
Karena tidak tahu posisi relatif saat ini terhadap tujuan, bagaimana dia bisa melakukan koreksi bila ternyata tersesat? Atau melakukan percepatan bilamana ternyata tertinggal?
Maka perumusan tujuan (Goal Setting) dan pencapaiannya (Goal Achievement) itu seperti ilustrasi berikut :
“Seekor Ayam berjalan bareng seekor kambing di pasar. Ketika melihat harga telur 1 keranjang sama dengan 1 kg daging kambing – si ayam tertawa bahagia, telur itulah hasil karya rutinnya. Tetapi si kambing malah mengigil panas dingin karena melihat daging kambing itulah ujung dari komitmen seumur hidupnya.”
Intinya adalah goal setting merupakan pekerjaan sehari-hari yang kita harus senang melakukannya, sedangkan goal achievement adalah puncak pencapaian seumur hidup – jangan sampai kita menyesal di akhirnya. Dengan menulisnya secara rutin, kita seperti sedang membuat road map untuk perjalanan hidup kita – kadang bisa salah, kadang tersesat di belantara – tetapi dengan itu kita bisa melakukan koreksinya. InsyaAllah.*
Penulis adalah Direktur Gerai Dinar

Hasan al-Banna dan Kemerdekaan Indonesia

oleh: Alwi Alatas
PADA tanggal 6 Juni 1947 di Jogja, masih dalam suasana revolusi, Presiden Sukarno menerima rombongan pemuda Indonesia yang baru datang dari Mesir. Mereka beramah tamah selama sekitar dua jam di istana negara. Kepada para pemuda itu Presiden Sukarno mengingatkan bahwa Republik Indonesia yang belum lama berdiri itu merupakan modal dan benteng bersama bagi bangsa Indonesia. “Modal untuk diperbesar dan benteng untuk dipertahankan,” kata beliau.
Pada kesempatan yang sama, para pemuda itu menyampaikan beberapa hadiah yang mereka bawa dari Mesir untuk Presiden Sukarno dan istrinya berupa cerutu asli Mesir dan tempat minyak wangi dari gading. Selain itu, para pemuda ini juga membawa beberapa surat untuk Presiden Indonesia dari beberapa orang ternama di Mesir, yaitu Jenderal Sholeh Harb Pasya (Subah Muslimin), Hassan Bannah (Ichwanul Muslimin), dan Nahas Pasha (Party Wafd). Pertemuan ini diberitakan tiga hari kemudian oleh Harian Repoeblik dalam sebuah artikel pendek berjudul ‘Surat2 dari Mesir untuk Presiden’.
Tokoh yang ditulis sebagai Hassan Bannah di atas sebenarnya bernama Hasan al-Banna (1906-1949), pendiri dan pimpinan al Ikhwan al Muslimun yang akrab disebut Ikhwanul Muslimin (IM)organisasi yang kini sedang berhadapan dengan penindasan dan pembunuhan oleh penguasa militer di Mesir, untuk yang kesekian kalinya. Sayangnya kita tidak mengetahui apa isi surat yang beliau tulis untuk Presiden Sukarno itu. Tapi kemungkinan surat itu berisi dukungan bagi Republik Indonesia untuk terus mempertahankan kemerdekaannya.
Negeri Mesir tempat Hasan al-Banna lahir dan tumbuh ketika itu masih berada dalam sistem kerajaan, dan di belakangnya dikendalikan oleh penjajah Inggris. Masyarakat Muslim Mesir sibuk dengan perselisihan madzhab. Sementara pada saat yang sama ideologi-ideologi asing banyak mempengaruhi penduduk negeri itu, walaupun gerakan pembaharuan Islam juga mulai berkembang di sana.
Hasan al-Banna tumbuh dengan cita-cita untuk memperbaiki masyarakat Muslim Mesir, menyatukan langkah mereka, serta membebaskan negeri mereka dari penjajahan asing. Pada tahun 1928 ia mendirikan dan memimpin organisasi Ikhwanul Muslimin. Lewat wadah ini, al-Banna dan para pendukungnya berdakwah, menyeru orang-orang untuk kembali kepada Islam, serta mengajak mereka untuk secara bersama-sama menegakkan kembali kemuliaan Islam dan masyarakatnya.  Dengan bakat dan kesungguhannya, serta dukungan orang-orang yang bersimpati kepadanya, al-Banna mampu membawa Ikhwanul Muslimin menjadi sebuah organisasi besar di Mesir. Bahkan pengaruh ideologis gerakan ini bukan hanya berkembang di Mesir tetapi juga di negeri-negeri Muslim lainnya.
Ketika gerakan Islam ini semakin membesar, orang-orang yang berada di pusat kekuasaan Mesir, termasuk penjajah Inggris, mulai merasa terancam. Inggris punya banyak alasan untuk merasa khawatir terhadap gerakan ini. Ikhwanul Muslimin memiliki pemikiran (fikrah) yang berpengaruh luas, mempunyai organisasi yang rapi, serta bercita-cita untuk membebaskan Mesir dan negeri-negeri Muslim lainnya dari penjajahan. Berkembangnya organisasi ini merupakan ancaman bagi kekepentingan penjajah di negeri itu.
Peranan al-Banna dan Ikhwanul Muslimin tidak hanya berhenti pada Mesir saja. Isu-isu dunia Islam juga menjadi perhatian serius Hasan al-Banna, termasuk Indonesia sebagai negeri dengan penduduk Muslim terbesar di dunia serta Palestina yang ketika itu semakin dikuasai oleh orang-orang Yahudi. Terkait Palestina, Ikhwanul Muslimin secara aktif memobilisasi usaha untuk membantu kaum Muslimin di Palestina dalam menghadapi ancaman orang-orang Yahudi yang terus berdatangan ke wilayah itu.
Pada tahun 1948 negara Israel secara resmi didirikan dan hal ini memicu terjadinya Perang Arab-Israel. Ikhwanul Muslimin ikut mengirimkan anggota-anggotanya sebagai sukarelawan untuk menyertai pasukan Arab dalam menghadapi Israel. Namun tak lama setelah itu, sikap pemerintah Mesir menjadi semakin tidak bersahabat terhadap Ikhwanul Muslimin. Pengaruhnya yang semakin luas membuat pemerintah Mesir merasa terancam, ditambah lagi dengan adanya beberapa kasus kekerasan yang melibatkan anggota Ikhwanul Muslimin, yang tidak disetujui dan dikecam oleh al-Banna sendiri sebagai hal yang bertentangan dengan agama Islam. Organisasi itu kemudian dibekukan dan anggota-anggotanya ditangkap.
Harian Het Dagblad yang terbit di Batavia, edisi 11 Desember 1948, ikut memberitakan pembubaran Ikhwanul Muslimin (De Broederschap), termasuk divisi Muslimahnya. Berita itu disampaikan pada bagian akhir dari sebuah artikel yang membahas tentang konflik Arab-Israel. Organisasi itu, masih menurut harian yang sama, memiliki lima buah perusahaan dagang besar, sebuah surat kabar harian, beberapa majalah, beberapa sekolah, beberapa klinik dan panti jompo yang kemudian diambil alih oleh pemerintah Mesir. Permohonan Hasan al-Banna agar organisasi itu tetap diijinkan berjalan dengan menerapkan aturan agama yang ketat ditolak oleh pemerintah Mesir dengan alasan mereka mencurigai adanya agenda teror tersembunyi yang dijalankan oleh Ikhwanul Muslimin.
Hasan al-Banna sendiri akhirnya ditembak oleh penembak misterius pada tanggal 12 Februari 1949 dan dibiarkan meninggal dunia tanpa perawatan di sebuah rumah sakit di Kairo. Wafatnya al-Banna tidak membuat gerakan yang beliau dirikan ikut mati. Ikhwanul Muslim tetap bertahan, walaupun berkali-kali mengalami represi oleh pemerintah Mesir.
Berkenaan dengan Indonesia, sebagaimana yang ditulis oleh M. Zein Hasan dalam bukunyaDiplomasi Revolusi Indonesia di Luar Negeri, terbitan Bulan Bintang, (1980), Hasan al-Banna dan Ikhwanul Muslimin termasuk yang sangat antusias dan memberi dukungan kuat bagi kemerdekaan Indonesia. Wakil Ikhwanul Muslimin sejak awal telah ikut terlibat dalam pembentukan ‘Panitia Pembela Indonesia’ di gedung Syubbanul Muslimin, Kairo, pada tanggal 16 Oktober 1945. Panitia yang dipimpin oleh Jenderal Saleh Harb Pasya dan melibatkan banyak tokoh Mesir serta beberapa negara Arab lainnya itu kemudian menyusun resolusi dan usaha untuk mendukung kemerdekaan RI (Hasan, 1980: 63-64). Hasan al-Banna sendiri kemudian secara aktif terlibat dalam ‘Panitia Pembela Indonesia’ ini dan berjumpa dengan tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia yang berkunjung ke Mesir untuk menggalang dukungan bagi Indonesia.
Pada bulan April 1947, delegasi pemerintah RI yang dipimpin oleh H. Agus Salib tiba di Mesir untuk meresmikan hubungan antar dua negara. Rombongan bertemu dengan Raja Faruk, Sekjen Liga Arab, dan beberapa tokoh lainnya. H. Agus Salim menyampaikan rasa terima kasih Indonesia atas dukungan Mesir, Liga Arab, dan banyak pihak lainnya, serta mempererat hubungan persahabatan yang sudah ada di antara mereka. Pada kesempatan itu, H. Agus Salim juga menyempatkan diri bertemu dengan Hasan al-Banna. Hal yang sama juga dilakukan oleh Sutan Syahrir saat datang ke Kairo beberapa waktu kemudian. Ketika Belanda melakukan Agresi Militer yang pertama pada bulan Juli 1947, masyarakat Mesir berdemonstrasi menentang tindakan Belanda tersebut. Termasuk yang berdemonstrasi itu adalah ‘buruh-buruh militant, terutama dari Ikhwanul Muslimin, membawa bendera merah-putih, dan gambar-gambar Raja Faruk’  (Hasan, 1980: 220, 234, 275-8).
Perlu dicatat juga besarnya sokongan masyarakat Muslim Mesir secara umum terhadap nasib kaum Muslimin di Indonesia. Koran-koran mereka memberitakan informasi dan pernyataan yang mendukung Indonesia serta mencela penjajah Belanda. Masyarakat Mesir menggalang demonstrasi untuk mendukung RI. Dokter-dokter Mesir melalui Bulan Sabit Merah Mesir bahkan datang ke Bukittinggi dengan membawa 2 ton obat-obatan untuk membantu masyarakat Indonesia yang memerlukan pengobatan (Hasan, 1980: 252). Semua itu dilakukan pada saat negeri mereka sendiri sedang menghadapi masalah dan belum lepas dari penjajahan. Mereka membantu dengan tulus dan tidak menganggap sokongan itu sebagai hal yang bertentangan dengan upaya untuk menolong diri mereka sendiri. Mereka berjiwa nasionalis, tapi pada saat yang sama tidak menganggap pertolongannya terhadap Muslim yang negerinya berjauhan itu (Indonesia) sebagai bagian dari ideologi transnasional yang perlu digugat atau dipertanyakan. Selain dari Mesir, sokongan dan pengakuan kemerdekaan juga datang dari negeri-negeri Muslim lainnya seperti Palestina (melalui Mufti besarnya, Muhammad Amin al-Husaini), Suriah, Saudi Arabia, Iraq, Yaman, Afghanistan, dan juga Iran.
Setelah wafatnya al-Banna, Ikhwanul Muslimin berkali-kali mendapatkan penindasan dari pemerintah Mesir, terutama setelah militer mengambil alih kekuasaan Mesir pasca revolusi tahun 1952. Namun organisasi ini tetap bertahan, bahkan berkembang dan menyebarkan pemikirannya ke berbagai negara. Pada tahun 2011 lalu, saat terjadi Arab Spring di Timur Tengah, masyarakat Mesir berhasil menumbangkan pemerintahan Mubarak yang telah berkuasa secara otoriter selama tiga dekade lamanya. Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi sipil paling kuat dan paling solid yang ikut menopang revolusi di Mesir itu kemudian berhasil memenangkan pemilu yang membawa Muhammad Mursi menjadi presiden Mesir yang terpilih secara demokratis. Namun, setelah setahun berkuasa, Mursi dikudeta oleh militer yang dipimpin oleh Abdul Fattah al-Sisi, didukung oleh kelompok liberal negeri itu. Ikhwanul Muslimin dan masyarakat Mesir lainnya yang berdemonstrasi menentang kudeta secara damai kini sedang menghadapi penindasan berdarah yang sangat kejam oleh militer negeri itu.
Militer Mesir menuding Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris. Namun ia bukan satu-satunya pihak yang melayangkan tuduhan itu terhadap Ikhwanul Muslimin. Masyarakat Barat sendiri sering menstigmakan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris. Bahkan Wikipedia menyebut organisasi ini sebagai ‘the Arab world's oldest, most influential and one of the largest Islamic terrorist movements’.
Sebagai sebuah organisasi pergerakan, Ikhwanul Muslimin tentu punya kelebihan dan kekurangan. Dalam sejarahnya, memang sempat ada anggota-anggotanya yang bertindak sendiri, melakukan kekerasan, dan kemudian memisahkan diri dari organisasi ini. Namun, kekerasan, apalagi terorisme, tidak pernah menjadi sikap yang didukung oleh organisasi ini, walaupun sikap keberagamaannya seringkali dianggap militan. Menyebut Ikhwanul Muslimin sebagai sebuah organisasi teroris jelas sangat berlebihan dan bersifat politis. Terlebih lagi organisasi ini memiliki peranan keagamaan dan sosial yang besar di tengah masyarakat Mesir dan juga di beberapa negara lainnya.
Terlepas dari itu semua, bersama dengan beberapa lembaga lainnya di Mesir, Ikhwanul Muslimin pernah memberikan andil yang cukup besar dalam mendukung Indonesia pada masa revolusi, 1945-1949. Jika organisasi ini memang merupakan sebuah organisasi teroris, maka itu artinya tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia seperti Syahrir dan Agus Salim telah mendapatkan dukungan dari sebuah organisasi teroris dan mereka mengucapkan terima kasih kepada organisasi teroris tersebut atas dukungan yang telah diberikannya. Demikian pula, itu artinya Presiden Sukarno pernah menerima surat dari pemimpin gerakan teroris terbesar di dunia. Dan gerakan teroris ini merupakan salah satu pendukung utama kemerdekaan Indonesia. Wallahu a’lam.*
Kolumnis hidayatullah.com, penulis "Nuruddin Zanki dan Perang Salib"

Kecanduan Internet Rusak Tubuh dan Pikiran Kaum Muda

Kecanduan kaum muda ini terhadap internet selama masa pertumbuhan mereka merusak pikiran dan tubuh mereka

Hidayatullah.com--Internet sangat akrab dengan masyarakat sekarang ini, khususnya kaum muda, bahkan termasuk anak-anak. Banyak dari mereka yang tidak bisa lepas dari internet walau hanya sehari. Hal inilah yang perlu untuk diperhatikan, karena kecanduan internet pastinya bisa menimbulkan berbagai dampak negatif, salah satunya adalah radiasi.
Dilansir dari Asiaone, Sabtu (24/8/2013), terjadi jumlah peningkatan kaum muda yang sangat terobsesi menggunakan smartphone dan komputer. Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh tim peneliti Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan di Singapura, sekitar 520.000 pelajar SMP dan SMA mengalami kecanduan internet, terutama untuk game online dan e-mail.
Survei menunjukkan bahwa 9 persen dari pelajar SMP dan 14 persen dari pelajar SMA mengakses internet lebih dari lima jam setiap hari kerja.
Apa yang tidak boleh diabaikan dalam survei ini adalah bahwa persentase yang signifikan dari siswa yang diyakini begitu terobsesi untuk 'online' tak dapat menahan dirinya untuk tidak mengakses internet. Mereka merasa seperti terkena iritasi jika mereka harus berhenti menggunakannya.
60 persen dari kaum muda yang mengikuti survei juga menderita gangguan tidur pada malam hari, waktu siang hari dan malam mereka pun cenderung terbalik akibat daya serap mereka di internet pada larut malam. Dalam beberapa kasus, mereka melewati sekolah dan membatasi diri mereka di kamar.
Kecanduan kaum muda ini terhadap internet selama masa pertumbuhan mereka merusak pikiran dan tubuh mereka. Situasi ini sangatlah serius.
Beberapa pecandu internet memiliki gangguan gizi karena kebiasaan makan yang tidak teratur. Mereka juga menunjukkan gejala penyumbatan pembuluh darah serta penggumpalan darah akaibat berjam-jam mempertahankan postur duduk yang sama. Semakin kecanduan dengan internet, semakin besar kemungkinan mereka akan merasa tertekan.
Perhatian medis dibutuhkan untuk orang yang mengalami kecanduan serius terhadap internet. Terus berjam-jam menghabiskan waktu menggunakan internet bisa membuat pecandu lebih sadar dengan masalah mereka. Pada beberapa rumah sakit, dokter dan psikolog klinis memberikan konseling.
Namun hanya beberapa lembaga medis yang memiliki departemen yang mampu menyediakan perawatan khusus. Hal ini diperlukan untuk memelihara spesialis dengan keahlian yang cukup untuk menyembuhkan orang kecanduan internet dan menciptakan pusat-pusat untuk menyediakan layanan konsultasi bagi pecandu.
Memang tidak bisa dipungkiri, sekarang ini internet merupakan sarana yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti belajar dan bekerja. Smartphone tersebar dengan cepat. Ada kemungkinan kuat jumlah pecandu internet akan meningkat.
Tapi jika digunakan secara berlebihan tentunya tidak bagus. Oleh karena itu, diharapkan dalam menerima pelajaran dengan bantuan komputer di sekolah, siswa tidak hanya diajarkan bagaimana menggunakan perangkat elektronik. Mereka juga harus didorong untuk menyadari bahaya penggunaan internet secara berlebihan.
Bagi orang tua, dalam membeli smartphone untuk anak-anak mereka, sebaiknya meletakkan aturan-aturan pada mereka berapa banyak jam mereka boleh menggunakannya setiap hari.*/dth

Jadikan Twitter untuk Menolak Kemunkaran Miss World

Hidayatullah.com—Banyak cara bisa dilakukan orang untuk bisa berdakwah dan melakukan gerakan amar ma’ruf nahi munkar. Salah satunya adalah melalui jejaring social seperti Facebookatau Twitter.
Karena itu, kolumnis Dr Adian Husaini yang juga dikenal penulis buku “Penyesatan Opini” mengajak umat Islam, khususnya remaja Muslim/Muslimah meramailan jagatTwitter menolak ajang Miss World.
“Menolak kemunkaran seperti Miss World bisa lewat Twitter,” ujarnya kepadahidayatullah.com, Jumat (30/08/2013).
Adian mengatakan, berdasarkan banyak survey, Indonesia berada di urutan empat pengguna Facebook di dunia setelah Amerika Serikat, Brasil, dan India.
Data yang pernah dikeluarkan Socialbakers 2013, selain masuk empat besar dunia pengguna Facebook, untuk Twitter, Semiocast mencatat Indonesia di urutan lima dunia. Jakarta dan Bandung bahkan masuk 10 besar kota paling ramai di Twitter.
Bahkan di kabarkan, ibu kota Indonesia, Jakarta, menempati urutan pertama sebagai kota paling rajin berkicau mengalahkan London, Tokyo, New York atau San Francisco sebagai markas Twitter.
Nah, posisi ini tidak boleh hanya untuk digunakan bicara (menulis) sia-sia. Banyak hal bisa dilakukan pemuda/pemudi Muslim untuk mengabarkan kebaikan, berdakwah atau menolak hal berbau kemunkaran/kemaksiatan.  
Karenanya, ia meminta jangan diam melihat kemunkaran dengan akan diselenggarakannya ajang Miss World. Menurutnya,  melakukan amar ma`ruf (mengajak kepada perbuatan baik) dan nahi munkar (mencegah keburukan/kemaksiatan) bisa dengan kekuatannya (tangan/kekuasaan) atau dengan lisan (tulisan), jadi tidak ada alasan diam. Karena diamnya umat akan dipertanggungjawabkan di akherat.
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawaban,” ujar Adian mengutip Quran Surat Al Isra’: 36.
Jadi gunakan twitter untuk mengabarkan kebaikan dan menolak kemunkaran, lanjut Adian.*

Pendidikan

More on this category »

Mandiri

More on this category »

Agama

More on this category »
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Inisiator Perubahan & Kemandirian - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger